Minggu, 11 Februari 2018

Kertas kemasan junk food

Kertas Pembungkus "Junk Food" 
Juga Berbahaya untuk Kesehatan ?

Saat ini Jenis kertas pembungkus yang biasa digunakan untuk membungkus makanan terbagi dalam 2 jenis pengaplikasian dan lapisan :
–  Kertas Anti Minyak (Greaseproof Paper) : Adalah jenis kertas pembungkus yang memiliki satu lapisan yang mampu menahan penyerapan minyak pada kertas, sehingga minyak tidak tembus. Biasa digunakan untuk : Burger Wraps, Pembungkus Kebab, Kantong Roti, Kantong Donnut, Kantong french fries, dan lain sebagainya pada pembungkus makanan yang mengandung minyak.

Kertas Pembungkus Anti Minyak dan Anti Air ( Laminated ) : Adalah kertas pembungkus yang memiliki lapisan PE yang mampu menahan penyerapan minyak dan air. Biasa digunakan untuk  membungkus nasi padang/rames.

Penggunaan kertas anti minyak (Greaseproof Paper), di Indonesia digunakan secara meluas sebagai kemasan Burger, kebab, kantong roti, donat, french fries, dan jenis makanan lain yang mengandung minyak
Ada baiknya kita mewaspadai dampak buruk greaseproof paper ini terhadap kesehatan kita seperti tertuang dalam kutipan artikel dari Ayunda Pininta (Kompas.com tanggal 20/02/2017)

KOMPAS.com - Kertas yang digunakan untuk membungkus burger, nasi, sandwich, serta kentang, begitu juga dengan kotak ayam goreng dan kardus pizza, dinilai peneliti mengandung bahan kimia sintetik terkait dengan masalah kesehatan serius bila larut ke dalam makanan Anda, menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters.

Peneliti studi ini mengumpulkan sekitar 400 sampel dari kertas dan karton produk dari 27 rantai makanan cepat saji di Amerika Serikat dan menemukan bahwa 46% dari kertas dan kotak makanan cepat saji, 20% dari sampel karton pembungkus, dan 16% dari wadah minuman non-kertas, diuji positif mengandung sekelompok zat kimia yang disebut per- and polyfluoroalkyls (PFASs).
Umumnya kandungan zat kimia ini digunakan dalam kemasan makanan untuk menghalau lemak dan minyak.
PFASs telah dikaitkan dengan jenis kanker tertentu, masalah perkembangan dan reproduksi, sistem kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya.

Meski beberapa PFASs-seperti yang sebelumnya digunakan untuk membuat lapisan teflon dan panci telah dilarang oleh FDA, banyak perusahaan telah membanjiri pasar dengan generasi baru bahan kimia ini yang belum diuji secara memadai dalam hal keamanan, menurut Environmental Working Group.

Sayangnya, beberapa ahli mengatakan tidak ada cara mudah untuk mengetahui apakah kemasan makanan cepat saji yang Anda beli mengandung PFASs atau tidak.

Cara termudah untuk menghindari kemungkinan bahaya ialah segera menghabiskan makanan cepat saji Anda atau menyimpan makanan cepat saji dalam wadah aman.
Semakin sebentar makanan berada dalam bungkusnya, maka semakin sedikit bahan kimia yang kemungkinan akan bercampur dengan makanan Anda.

Selasa, 06 Februari 2018



Kertas bungkus nasi (padang) sehat


Kertas nasi ada dua macam yang pertama dari KERTAS KORAN, sebagai pembungkus luar, dan ada dari KERTAS KRAFT yang berwarna coklat. Contoh di gambar atas adalah dari kertas koran, yang sering digunakan di restaurant padang. 


Seperti kita ketahui, kertas Koran maupun kertas coklat merupakan hasil  daur ulang dari kertas bekas yang tentu saja didalamnya terkandung bahan-bahan kimia seperti bekas tinta, paraffin, dan sebagainya yang tidak hilang selama proses pembutatan. Ditambah lagi kandungan bakteri nya yang relative tinggi.


Untuk lebih menjaga kesehatan makanan dan kredibilitas Rumah Makan, maka sebaiknya gunakanlah kertas bungkus nasi yang 100% terbuat dari serat kayu alami, tanpa pemutih. Jenis kertas ini berwarna putih mutiara dan aman jika bersentuhan dengan makanan.
Mengubah kebiasaan memang tidak mudah, terlebih jika harus mengeluarkan biaya sedikit lebih mahal.  

 "Manakah menjadi pilihan Anda? Mengeluarkan ekstra biaya sebesar kurang lebih Rp. 100;/hari untuk menggunakan kertas bungkus nasi foodgrade  atau harus mengeluarkan sejumlah biaya pengobatan akibat resiko penyakit generatif dan kanker akibat kandungan logam berat/zat berbahaya lainnya yang terkandung pada kertas daur ulang?"

Kamis, 01 Februari 2018

Cermat menggunakan kertas pembungkus nasi/makanan

Cermat menggunakan 

kertas pembungkus nasi/makanan 


Seberapa sering kita membeli  membeli makanan diluar rumah? Setiap hari ???

Apakah kita memberi perhatian khusus terhadap pembungkus/kemasan makanan yang kita beli tersebut?

Apakah kita menyadari, kelalaian kita dalam memperhatikan jenis serta mutu kertas pembungkus nasi/kemasan makanan yang kita makan setiap hari, 30 hari sebulan, 365 kali setahun terus menerus dapat berdampak buruk bagi kesehatan kita?  




Dalam keseharian, kertas nasi bungkus berwarna coklat, dan karton duplex adalah jenis kemasan pangan primer berbahan kertas yang paling lazim digunakan sebagai kemasan nasi kotak, kotak kue, dan nasi bungkus. Perlu diketahui bahwa karton duplex dan kertas nasi bungkus berwarna coklat terbuat dari kertas daur ulang (koran, majalah, buku, kertas bekas lainnya), yang mungkin sudah terkontaminasi dan mengandung tinta cetak, perekat, lilin, bahan pencelup, serta bahan-bahan kimia lainnya.


Zat-zat berbahaya di atas berdampak negatif terhadap tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, menganggu sistem endokrin, kelahiran prematur, meningkatkan resiko asma, mutasi gen, dan lain-lain.

Selain itu, mikroorganisme dan jamur dapat tumbuh pada kertas bekas. Kandungan mikroorganisme pada kertas tersebut juga menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya. Fakta penting lainnya yaitu ditemukannya kandungan logam berat yang relatif tinggi pada kertas yang mengandung serat daur ulang.
Salah satu pengamat industri pabrik kertas mengatakan bahwa kertas bekas termasuk koran dan majalah seharusnya tidak digunakan untuk membungkus bahan pangan secara langsung karena mengandung timbal yang jika terakumulasi dalam tubuh dapat beresiko membahayakan kesehatan. Jenis bahan pangan, konsentrasi, waktu kontak, serta luas permukaan kontak juga turut memicu migrasi.
Namun sayang nya masih sangat banyak kita temukan penggunaan bungkus makanan berbahan kertas daur ulang disekitar kita Salah satu penyebab maraknya penggunaan kertas daur ulang adalah karena harganya yang relatif lebih murah ataupun kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan efek samping yang ditimbulkan.
Untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya dari alat tersebut, berbagai bidang kesehatan pangan dan makanan seperti Badan POM, LIPI, dan LPPOM MUI sudah melakukan Rangkaian roadshow food safety packaging yang dilaksanakan di tiga lokasi, antara lain Jakarta, Bandung (29/11/2016), dan Semarang (1/12/2016). Program ini bertujuan untuk memberi edukasi kepada masyarakat untuk hidup sehat, salah satunya memilih kemasan pangan yang food grade dan higienis.
Penggunaan kemasan makanan berbahan dasar kertas non daur ulang bisa menjadi solusi. Kemasan kertas non daur ulang, yang 100% terbuat dari serat alami baik untuk konsumen, makanan dan lingkungan. Seperti di luar negeri, trennya sudah seperti itu jadi untuk mengurangi limbah karena biasanya kemasan ini biodegradable dan sudah memiliki standar keamanan
Alternatif lainnya, menggunakan peralatan tempat makanan untuk menjauhkan Anda dari penyakit. Walaupun tidak praktis, setidaknya hal itu aman untuk diri dan kesehatan kita nanti.
Semoga bermanfaat dan salam hidup lebih sehat !

Senin, 18 Desember 2017

BAHAN BAKU DAN PROSES PEMBUATAN KERTAS

Tahukah Anda bagaimana proses pembuatan kertas? 
Apa bahan bakunya serta bagaimana dapat diproduksi dalam jumlah yang berlimpah?

Masyarakat jaman dahulu membuat kertas dengan cara manual karena memang belum mengenal teknologi canggih dan mesin yang canggih. Akan tetapi sekarang ini dalam pembuatan kertas pun mulai bergeser cara caranya menjadi lebih modern, sehingga dapat diproduksi dalam jumlah massal.
Bahan baku kertas
Beberapa bahan yang sering digunakan untuk membuat kertas. Diantaranya adalah kayu, bambu, kulit binatang, dan papirus yang dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kertas.
1. Kayu Berserat
Sebenarnya jenis kayu apapun bisa dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat kayu dengan catatan kayu tersebut memiliki serat yang banyak. Karena kayu dengan serat yang banyak akan memudahkan proses dan hasilnya akan membuat kertas menjadi kuat dan tidak mudah robek. Selain itu, syarat lain dari kayu yang digunakan untuk membuat kertas adalah memiliki kandungan air yang sedikit.
2. Bambu
Bambu adalah salah satu jenis tanaman yang juga bisa dijadikan bahan membuat kertas. Bambu ini sangat mudah di temukan di kawasan Asia karena memang hanya mampu hidup dalam iklam di kawasan Asia. Selain itu, bambu juga memiliki patokan harga yang lebih murah sehingga lebih sering di gunakan sebagai bahan untuk membuat kertas.
3. Papirus
Papirus adalah jenis pohon yang hanya bisa ditemukan di kawasan yang memiliki tepi dan lembah sungai Nil. Papirus ini dulunya digunakan sebagai bahan untuk membuat kertas terutama oleh bangsa Mesir Kuno sekitar 3500 SM.
4. Kulit binatang
Kulit binatang juga menjadi salah satu bahan yang digunakan untuk membuat kertas. Akan tetapi memang kadar penggunaannya tidak sebanyak bahan lain. biasanya kulit binatang yang digunakan untuk membuat kertas adalah kulit domba. Karena kulit domba memiliki kriteria yanng sesuai dan juga sangat mudah untuk didapatkan di beberapa bagian negara.
5. Kotoran gajah
Baru baru ini diketahui bahwa kotoran gajah juga mampu dijadikan sebagai kertas. Strukturnya yang kaya akan serat membuat kotoran gajah bisa untuk dijadikan kertas bahkan dengan cara cara sederhana. Penemuan ini ditemukan oleh Taman Safati Indonesia yang mempu membuat kertas dari kotoran gajah.

Proses pembuatan kertas
Tahapan berikut ini dijabarkan terutama untuk membuat kertas dengan bahan kayu.
Gambar terkait
“Kayu ditebang secara batangan atau sering dikenal dengan sebutan log. Kayu yang telah ditebang nantinya akan didiamkan selama beberapa bulan dalam rangka untk menjaga kelembapannya dan juga menghilangkan kandungan air didalamnya Setelah dirasa cukup, nantinya kayu akan dikupas bagian kulitnya kemudian baru dipotong menjadi kecil kecil
Kayu yang sudah dipotong kecil kecil kemudian diproses hingga menjadi serpihan sebesar korek api Selanjutnya serpihan kayu tersebut nantinya akan dihancurkan ke dalam sebuah tangki raksasa. Sehingga dengan dibuat serpihan, porses penghancuran ini akan semakin mudah dan cepat. Kayu akan dihancurkan hingga menjadi sangat lunak menyerupai kapas. Dengan begitu bisa kita bayangkan bahwa proses ini akan membutuhkan tekanan dan juga suhu panas yang begitu besar.
Tekstur kayu yang menjadi lunak ini dikenal dengan sebutan pulp atau bubur kertas. Bubur kertas yang sudah jadi akan dikeluarkan kemudian dicampur dengan air sebanyak 90% dari kapasitas bubur kertas atau pulp tadi. Nantinya bubur kertas yang sudah diproses akan dibentangkan dalam sebuah mesin kemudian diayak dan diperas. Proses ini dilakukan untuk mengeluarkan air yang berlebih pada bubur kertas.
Selanjutnya bubur kertas tadi akan melewati alat yang akan membuatnya menjadi lebih berserat dan memiliki jalinan serat yang kuat dan saling terkait. Prosesnya dilakukan dengan mesin penggulung yang dipanaskan dari dalam dan kemudian keluar menjadi gulungan kertas raksasa.Gulungan kertas ini kemudian akan dipotong menjadi lembaran kecil sesuai dnegan ukuran yang dikehendaki”
Itulah beberapa tahap yang akan dilakukan dalam membuat sebuah kertas. 

Akan tetapi ada pula yang membuat kertas dengan bahan kertas bekas. 
Proses membuat kertas ini menjadi lebih mudah dan sederhana. Sedangkan untuk hasil, tentu saja kertas dari bahan ini akan memiliki kualitas yang tidak lebih baik dibandingkan dengan kertas dari bahan lainnya. sebelumnya.
Metode dan cara yang hampir sama juga dilakukan untuk membuat kertas dari kertas bekas. Malah justru proses ini mungkin akan lebih mudah. akan tetapi untuk kualitasnya kertas berbahan kertas bekas ini kurang diminati. Karena hasilnya akan membuat kertas menjadi warna yang buram dan tidak putih bersih seperti kertas baru. Selain itu zat/bahan yang terdapat pada kertas bekas seperti tinta, lem/perekat dan lainnya tidak hilang/terurai selama proses pengolahan sehingga menetap pada produk kertas jadi. Selain itu kandungan bakteri relatif tinggi karena selama proses penyimpanan dan delivery kertas bekas tersebut sebelum didaurulang tidak hygienis.

Gambar terkait

Minggu, 29 Oktober 2017

Hasil uji Supreme Paper di Balai Besar Kimia dan Kemasan di bawah naungan Kementrian Perindustrian RI, menunjukkan bahwa: 

Supreme paper 
memenuhi syarat mutu Peraturan Kepala BPOM 
No. HK 03.1.23.07.11.6664 
tahun 2011 
Tentang Pengawasan Kemasan Pangan.

Kamis, 26 Oktober 2017

Kertas Kemasan makanan

Kertas Kemasan Makanan
dan
Kesehatan kita

Berbagai penyakit generative saat ini cenderung menyerang ke lingkup usia yang semakin muda, salah satu pemicunya adalah pola hidup yang kurang sehat, seperti kurangnya istirahat, kurang olahraga dan juga asupan makanan yang cenderung praktis seiring dengan gaya hidup di perkotaan yang menuntut serba cepat.
Membeli makanan di luar rumah, menjadi salah satu pilihan ditengah kesibukan pekerjaan, ditambah dengan kemacetan lalulintas yang membuat semakin terbatasnya waktu di rumah untuk memasak.
Namun ketika kita memilih untuk membeli makanan di luar, terkadang faktor keamanan dari pembungkus makanan sering terabaikan/luput dari perhatian kita.  
Salah satu bahan pembungkus makanan yang paling banyak digunakan secara luas adalah kertas.
Kertas merupakan material yang harganya murah dan cenderung lebih ramah lingkungan karena dapat didaur ulang.
Kertas daur ulang berasal dari kertas Koran, majalah, buku atau boks karton bekas yang mengandung bahan berbahaya seperti timbal dari tinta cetak, bahan perekat, parafin, dan jenis bahan kimia lainnya.
Terdapat beberapa jenis kertas daur ulang yang umum sebagai bahan pembungkus makanan. Dua di antaranya  paling sering kita temui sehari-hari yaitu:
1.  ONP (old newspaper/old news print) atau kertas bekas dari koran cetak dan fotokopian
a.  Ciri-ciri  :     warna abu-abu dan berbintik-bintik warna hitam di bagian dalam.
b.  Banyak dijadikan sebagai bahan baku kotak/dus kemasan makanan, ciri-cirinya adalah warna abu-abu dan berbintik-bintik warna hitam di bagian dalam.

2.  OCC (old corrugated containers) atau kertas bekas karton boks,
a.   Ciri-ciri ;    Berwarna coklat dan berbintik-bintik warna hitam.
b.  Banyak digunakan sebagai kertas pembungkus makanan.

Harganya yang murah menjadikan kertas daur ulang banyak dimanfaatkan oleh para pedagang makanan sebagai pembungkus, contohnya pedagang gorengan, nasi padang, dan warteg.
Tidak hanya bisnis UMKM saja, banyak pengusaha makanan di level menengah ke atas seperti kafe dan restoran ternama yang masih menggunakan kertas daur ulang untuk packaging produk mereka.

Faktor efisiensi anggaran / penghematan atau  
bisa jadi karena ketidaktahuan menjadi alasan.

Penggunaan kertas hasil daur ulang untuk kemasan non makanan, seperti kertas kado atau  pembungkus barang lainnya, relatif tidak membahayakan kesehatan. Lain halnya jika hasil daur ulang tersebut digunakan sebagai wadah atau bungkus makanan.
Kertas daur ulang berasal dari kertas Koran, majalah, buku atau boks karton bekas yang mengandung bahan berbahaya seperti timbal dari tinta cetak, bahan perekat, parafin, dan jenis bahan kimia lainnya. Apabila kertas daur ulang dijadikan kemasan pangan primer (kontak langsung dengan makanan), kandungan bahan berbahaya tersebut dapat bermigrasi mencemari makanan yang akan kita makan. Selanjutnya masuk ke dalam tubuh kita bersama dengan makanan yang kita makan. Jika hal ini berlangsung terus menerus dapat terakumulasi dalam tubuh kita.
Bahaya yang mengintai di balik pembungkus makanan yang berbahan ONP dan OCC sungguh nyata. Hasil riset APKI (Asosiasi Pengusaha Kertas Indonesia) bersama dengan LIPI menunjukkan bahwa sebelum diproses di pabrik, ONP dan OCC ditumpuk di area terbuka yang langsung terpapar terik matahari, debu, kotoran, hingga air hujan. kandungan bakteri dalam kertas nasi yang terbuat dari kertas daur ulang adalah sebanyak 1,5 juta koloni/gram.
Dalam pengujian laboratorium di sampel kertas daur ulang, ada kandungan logam berat, formaldehid, klorofenol, dan falat. Akumulasi falat dan logam berat di tubuh memicu gangguan hormone dan ginjal, senyawa kimia lain bersifat karsinogenik (pemicu kanker), kata Jessica Yonaka dari Komite Humas dan Hubungan Internasional Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia dalam diskusi “keamanan Kemasan Pangan”, Selasa 16Mei 2017 di Jakarta seperti termuat dalam Harian KOMPAS, 17 Mei 2017
Lalu bagaimana sebaiknya kita menyikapi isu ini?
Dikutip dari Antaranews, Jumat (6/11/2015), pengamat industri kertas Muhammad Adjidarmo menghimbau agar masyarakat cerdas memilih kemasan makanan yang memiliki label food grade, suatu material yang memenuhi syarat digunakan untuk memproduksi perlengkapan makan
Supreme Paper
Cara mengetahuinya adalah kemasan makanan itu harus memiliki ciri-ciri putih alami, tidak berbintik dan tidak tembus minyak. 


"Memilih menggunakan kertas kemasan makanan 
food grade merupakan wujud kepedulian 
kepada kesehatan konsumen"

Selasa, 24 Oktober 2017

Long Life with Healthy Habit


Mulailah memilih kemasan makanan sehat untuk menjaga kesehatan kita, keluarga, dan masyarakat.

PERBANDINGAN KERTAS KEMASAN MAKANAN
KERTAS BUNGKUS MAKANAN HYGIENIS & FOOD GRADE
   Supreme Paper
   Warna: putih mutiara

Terbuat dari serat kayu alami dengan proses ramah lingkungan 
(sesuai standar Internasional PEFC & FSC).

Dilapisi bahan plastik LDPE berkualitas yang diproses secara hygienis 
sehingga aman bersentuhan dengan makanan, juga tahan air dan minyak.


VS

KERTAS BUNGKUS MAKANAN BERWARNA COKLAT BINTIK-BINTIK

Terbuat dari limbah kertas bekas yang didaur  ulang dan diproses secara kimia. 
Bahan baku kemungkinan terkontaminasi tinta cetak, perekat, paraffin, bahan pencelup, 
serta bahan berbahaya lainnya. 
Juga ditemukan kandungan logam berat yang relatif tinggi.

Bahan-bahan tersebut dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati 
maupun kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, reproduksi, 
meningkatkan resiko asma  dan mutasi gen.

I